Serangan ini akan dialami pada orang-orang sensitif sulfit yang terkandung dalam anggur.
Hanya diperlukan segelas anggur untuk membuat beberapa orang mengalami serangan asma serius.
Serangan tersebut, kata para ahli, bukan karena alkohol dalam anggur, melainkan sulfit yang terkandung di dalamnya yang menjadi penyebabnya.
Zat aditif ini biasanya digunakan dalam makanan dan minuman sebagai pengawet dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Para peneliti memerkirakan, bahwa hingga 10 persen dari orang yang sensitif sulfit dengan reaksi mulai dari kulit memerah dan urtikaria (biduran), sakit perut, mual, diare hingga tekanan darah yang meningkat.
Reaksi yang lebih serius termasuk asma dan dalam kasus yang jarang, yaitu shock anafilaksis, yang bisa berakibat fatal. Namun banyak orang mungkin tidak menyadari, bahwa sulfit berada di balik semua gejala tersebut.
Sementara, tingkat tertinggi sulfit banyak ditemukan dalam buah kering seperti anggur, bir, pizza , keripik oven, selai, beberapa produk makanan laut dan daging olahan.
Bagaimana sulfit bisa menimbulkan reaksi memang tidak cukup jelas, meski zat tersebut mampu membentuk gas di dalam mulut ketikasulfit kontak dengan air liur pada beberapa orang, yang menyebabkan saluran udara (napas) jadi tegang atau menyempit.
Teori lain adalah beberapa orang tidak dapat mengkonversi sulfit dalam hati, karena kegagalan atau kurangnya enzim oksidase sulfit, yang menghasilkan tingkat berlebihan sulfit dalam tubuh.
“Sampai satu dari sepuluh dari kita mungkin sensitif atau alergi terhadap sulfit,” itulah temuan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Profesor Hassan Vally dari Sekolah Kesehatan Masyarakat dan Biosciences Manusia di Melbourne, Australia. “Dan penderita asma mungkin sangat rentan,” imbuhnya.
"Kami tahu bahwa jika Anda mengekspos seseorang pada gas belerang dioksida (sejenis aditif sulfit), ada titik di mana kita semua akan bereaksi dan mengalami bronkokonstriksi, tetapi konsentrasi yang memicu respons pada penderita asma yang jauh berkurang," kata Profesor Vally sebagai.
Sementara, kata Dr Adrian Morris, seorang spesialis alergi konsultan di London Medical Centre dan Royal Brompton Hospita, pada 90 persen orang, sulfit memang tidak menimbulkan masalah.
Penulis: Daily Mail/Ririn Indriani
Hanya diperlukan segelas anggur untuk membuat beberapa orang mengalami serangan asma serius.
Serangan tersebut, kata para ahli, bukan karena alkohol dalam anggur, melainkan sulfit yang terkandung di dalamnya yang menjadi penyebabnya.
Zat aditif ini biasanya digunakan dalam makanan dan minuman sebagai pengawet dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Para peneliti memerkirakan, bahwa hingga 10 persen dari orang yang sensitif sulfit dengan reaksi mulai dari kulit memerah dan urtikaria (biduran), sakit perut, mual, diare hingga tekanan darah yang meningkat.
Reaksi yang lebih serius termasuk asma dan dalam kasus yang jarang, yaitu shock anafilaksis, yang bisa berakibat fatal. Namun banyak orang mungkin tidak menyadari, bahwa sulfit berada di balik semua gejala tersebut.
Sementara, tingkat tertinggi sulfit banyak ditemukan dalam buah kering seperti anggur, bir, pizza , keripik oven, selai, beberapa produk makanan laut dan daging olahan.
Bagaimana sulfit bisa menimbulkan reaksi memang tidak cukup jelas, meski zat tersebut mampu membentuk gas di dalam mulut ketikasulfit kontak dengan air liur pada beberapa orang, yang menyebabkan saluran udara (napas) jadi tegang atau menyempit.
Teori lain adalah beberapa orang tidak dapat mengkonversi sulfit dalam hati, karena kegagalan atau kurangnya enzim oksidase sulfit, yang menghasilkan tingkat berlebihan sulfit dalam tubuh.
“Sampai satu dari sepuluh dari kita mungkin sensitif atau alergi terhadap sulfit,” itulah temuan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Profesor Hassan Vally dari Sekolah Kesehatan Masyarakat dan Biosciences Manusia di Melbourne, Australia. “Dan penderita asma mungkin sangat rentan,” imbuhnya.
"Kami tahu bahwa jika Anda mengekspos seseorang pada gas belerang dioksida (sejenis aditif sulfit), ada titik di mana kita semua akan bereaksi dan mengalami bronkokonstriksi, tetapi konsentrasi yang memicu respons pada penderita asma yang jauh berkurang," kata Profesor Vally sebagai.
Sementara, kata Dr Adrian Morris, seorang spesialis alergi konsultan di London Medical Centre dan Royal Brompton Hospita, pada 90 persen orang, sulfit memang tidak menimbulkan masalah.
Penulis: Daily Mail/Ririn Indriani
0 comments:
Post a Comment