Hubungan Seni, Seniman, dan Masyarakat
Kebudayaan pada masyarakat
tidak lepas dari pola perilaku masyarakat dalam menciptakan karya seni.
Hubungan ini terjadi secara alamiah yang membentuk suatu instrumen dari
karya seni. Beberapa instrumen dari karya seni adalah:
1. Seni
Seni
adalah produk jenis perilaku manusia yang khusus, penggunaan imajinasi
secara kreatif untuk membantu kita menerangkan, memahami dan menikmati
hidup. Ketika seorang penari menari, ia menghasilkan perilaku manusia
yang khusus, yaitu tarian. Ia tidak menari bagai seorang robot. Ia
menari dengan imajinasi yang kreatif sesuai dengan penghayatannya
terhadap pesan dan makna tarian itu. Tarian yang diperankannya membantu
para penikmat seni untuk memahami dan menikmati hidup sesuai pesan dan
makna tarian itu.
Setiap bentuk seni lahir dari situasi dan kondisi
alam serta berusaha untuk menjelaskan situasi dan kondisi alam fisik
manusia. Misalnya, ketika seorang pelukis melukis tanah yang gersang
dengan dinaungi awan hitam pekat, lukisan itu lahir dari imajinasinya
mengenai situasi dan kondisi alam fisik manusia, yaitu kegersangan dan
masa depan yang buram. Penjelasan yang hendak diberikan lukisan itu
adalah bahwa alam sangat gersang dapat menyebabkan kesengsaraan
kehidupan manusia.
Kesenian juga untuk melambangkan kritik sosial
terhadap situasi dan kondisi sosial serta pemerintah. Kita sering
melihat kelompok teater yang bermain drama di jalanan. Mereka
menggunakan berbagai aksesoris dan lambang. Setelah mereka bermain drama
yang memilukan, pentas di akhir,
dengan menghancurkan sesuatu atau
mengarak peti mati. Pembakaran itu dapat dimaknai sebagai protes dan
kemarahan. Peti mati berarti kematian. Apa yang mereka protes, bila
mereka protes terhadap pemerintah atau lainnya berarti mereka
menunjukkan kemarahannya kepada pemerintah. Apa yang mereka protes, bila
mereka protes terhadap pelaksanaan demokrasi berarti mereka ingin
mengatakan bahwa pelaksanaan demokrasi sudah mati.
Dalam kehidupan
sehari-hari seni digunakan untuk menggambarkan rasa cinta, kasih
sayang, dan keindahan. Contohnya, adalah lukisan Monalisa yang terkenal
itu untuk menggambarkan kecantikan, keanggunan dan keindahan. Tentu saja
hal ini sangat mungkin dilakukan dengan penuh rasa cinta. Kita juga
sering melukis orang lain yang kita sayangi, kita gambar dengan penuh
hati-hati dan kesabaran yang lahir dari hati yang penuh sayang.
Akhirnya, lahirlah gambar wajah yang sangat kita kenal.
Kita akan
mengetahui bahwa seni selalu memiliki tujuan yang berguna dan praktis
dalam kehidupan manusia. Di atas telah dikatakan bahwa lagu tentang laut
bertujuan untuk membangkitkan semangat para awak kapal untuk mendayung
perahu. Lukisan tanah gersang bertujuan menyadarkan untuk menghentikan
penggundulan hutan. Drama dengan simbol peti mati betujuan mengingat
pemerintah untuk menjalankan pemerintahan yang demokratis, dan
sebagainya. Tetapi pada saat ini, manusia cenderung menikmati seni untuk
tujuan hiburan belaka, untuk memenuhi rasa keindahan yang dimiliki rasa
estetikanya. Dalam studi Antropologi, yang paling utama kita ketahui
dari suatu hasil seni adalah tujuan yang beguna dan praktis dalam
kehidupan.
2. Seniman
a. Siapa Seniman dan Apa Kegiatan Seniman?
Siapakah seniman? Bila seni dipahami sebagai kegiatan yang kreatif bukan hasilnya maka setiap orang adalah seniman.
Bila
manusia merasakan ada nyanyian di dalam hatinya maka ia akan menyanyi.
Ia adalah seniman. Tukang ukir mengambil sebuah gading dan mengukir
tanpa tujuan.
Ia terus mengukir sambil terus berpikir dan akhirnya
menemukan bentuk ukiran yang akan diukir, yaitu anjing laut. Semua orang
dapat melakukan proses yang sama, mengambil pensil dan kanvas, seraya
terus menggoreskan penanya tanpa tujuan yang jelas. Setelah proses itu
berjalan beberapa lama, akhirnya Ia menemukan bentuk lukisan dan
menyempurnakannya. Kita semua bisa melakukan hal yang sama, yaitu
menciptakan karya seni sebagai suatu proses atau kegiatan yang kreatif,
sehingga semua manusia adalah seniman.
Apabila seni dipahami sebagai
hasil berupa karya-karya seni, yaitu lagu, puisi, patung, lukisan, dan
sebagainya maka seniman adalah orang yang dapat menghasilkan karya seni.
Menurut pengertian ini, tidak semua orang dapat disebut seniman, yang
dapat dikategorikan seniman adalah hanya orang yang dapat menghasilkan
karya seni. Mereka diantaranya adalah Wage Rudolf Supratman pencipta
lagu kebangsaan Indonesia “Indonesia Raya”. Affandi, Surono, Hendra,
Sudjojono dari kalangan pelukis yang banyak menghasilkan karya seni
berupa lukisan, dan sebagainya.
Kegiatan seniman adalah melakukan
kegiatan berkesenian, seperti menyanyi, mencipta dan membaca puisi,
melukis, akting, dan sebagainya. Kegiatan berkesenian dapat dipandang,
sebagai:
1) Penyaluran kekuatan adi-kodrati.
2) Penyaluran bakti (kepada Tuhan, atau pemimpin).
3) Melestarikan warisan nenek moyang.
4) Sarana atau komponen pendidikan (baik dalam aspek penerusan nilai- nilai budaya maupun pengembangan kreativitas).
5) Kegiatan bersenang-senang dan berhibur.
6) Sarana mata pencaharian hidup.
Dalam
“budaya Indonesia karya Edi Sedyawati” dipaparkan beberapa contoh
hakekat kegiatan berkesenian oleh seniman. Contoh-contoh itu dikutipkan
sebagai berikut :
1) Seorang seniman kecapi Cianjuran menyatakan
bahwa penyajian tembang-tembang Sunda Cianjuran adalah sarana
menumbuhkan rasa yang amat mendalam yang membuat orang masuk ke dalam
“kekosongan”, semacam keterlepasan dari keterikatan hidup sehari-hari.
2)
Seorang dalang wayang golek Sunda menyatakan bahwa penyajian seninya
pada hakikatnya adalah aktualisasi situasi masa kini yang dihadapi
bersama oleh dalang, penanggap, maupun penontonnya.
Atas dasar fungsi
kegiatan berkesenian di atas dan tujuan kegiatan berkesenian di atas
setiap karya seni memiliki hakekat unik. Hakekat karya seni memiliki
berbagai kemungkinan, di antaranya sebagai:
1) Kekuatan adi kodrati yang menjelma.
2) Ide yang mewujud.
3) Energi yang mewujud.
4) Sarana kesinambungan tradisi.
5) Wujud kreativitas.
6) Sarana bersenang.
b. Kebebasan Berkreasi
Kesenian
adalah proses kreatif seniman dalam olahan renungan intuisi, kepekaan
seni dan nurani kesenimanan ketika berhadapan dengan problematika
masyarakat, persoalan hidup atau pun gugatan rasa religiusitas serta
kejujuran untuk senantiasa setia pada nurani.
Berkesenian berarti
proses kreatif seniman dengan menggunakan intuisi, kepekaan dan hati
nurani dalam menilai permasalahan masyarakat, persoalan hidup atau pun
rasa keimanan dan ketakwaan yang dituangkan dalam salah satu bentuk
hasil kesenian, seperti puisi, drama, lukisan, film atau tari, dan
sebagainya. Banyak orang berkata bahwa kesenian adalah kritik sosial.
Seniman
dalam menciptakan seni dengan melakukan proses kreatif yang membutuhkan
adanya jaminan kebebasan berkreasi. Kebebasan seniman untuk
mengomentari kehidupan sosial dalam wujud hasil seni.
Kebebasan
seniman untuk mengajak masyarakat kembali pada nilai-nilai dasar religi
yang diwujudkan dalam bentuk seni. Kebebasan seniman untuk menggalang
solidaritas sosial yang dinyatakan dalam bentuk hasil seni. Seniman
bebas melakukan apa saja dalam berkreasi dalam berkesenian untuk
menghasilkan seni.
Ekspresi kebebasan berkesenian oleh seniman hanya
tunduk pada satu perintah, yaitu hati nurani. Hati nurani selalu
menyuarakan keikhlasan, kejujuran dan pengabdian. Keikhlasan adalah
suatu keadaan atau kondisi yang sesuai dengan sikap dan perbuatan yang
dilakukan dengan tulus hati, hati yang bersih dan jujur. Sikap dan
perbuatan ikhlas mengandung unsur-unsur tanpa pamrih, tanpa mengharapkan
balas jasa, dan dilakukan dengan sukarela. Bila salah satu dari ketiga
unsur itu tidak terpenuhi dalam berkesenian maka tidak akan terwujud
keikhlasan dalam berkesenian.
Kejujuran adalah suatu keadaan atau
kondisi yang sesuai dengan sikap dan perbuatan yang dilakukan dengan
tidak curang dan penuh ketulusan hati. Sikap dan perbuatan jujur
mengandung unsur-unsur yang seharusnya (sesuai dengan norma-norma
masyarakat) dan yang sebenarnya (sesuai dengan kenyataan). Bila salah
satu dari kedua unsur itu tidak terpenuhi dalam proses berkesenian maka
tidak akan terwujud kejujuran oleh seniman.
Dengan cara kerja seniman
yang demikian maka tidak jarang hasil kerja seniman tidak disukai oleh
pihak-pihak tertentu karena dianggap mengganggu kenyamanan mereka.
Tidaklah mengherankan apabila pemerintah Indonesia di masa lalu pernah
melarang pementasan-pementasan seni karena dianggap mengganggu
kenyamanan pemerintah yang berkuasa. Pelarangan seni dimaksud
diantaranya dapat dicatat, pelarangan “Opera Kecoa” Teater Koma-nya Nano
Riantiarno dan pelarangan pembacaan dua puisi Rendra pada pekan seni
Hari Ulang Tahun Ismail Marzuki. Dengan sederhana dapat dikatakan bahwa
penggunaan kebebasan berekspresi oleh seniman adakalanya menghasilkan
seni yang mengganggu kenyamanan pemerintah, keamanan dan ketertiban
kehidupan masyarakat. Contoh lainnya, adalah foto bugil Anjasmara yang
diklaim sebagai hasil seni dan dipajang dalam sebuah pameran seni. Hal
ni mengundang reaksi keras dari masyarakat Indonesia, bahkan
permasalahanannya sempat di bawa ke pengadilan.
c. Tanggung Jawab Berkesenian
Setiap
kebebasan berekspresi yang berlebihan oleh seniman dapat saja
menimbulkan keresahan masyarakat. Oleh karena ini para seniman perlu
juga memperhatikan tanggung jawab dalam kebebasan berekspresi,
Singkatnya kebebasan yang bertanggung jawab dalam berekspresi.
Bagaimanapun
juga seniman adalah makhluk sosial, oleh karena itu seniman juga harus
mendukung terwujudnya kedamaian dan ketenteraman masyarakat melalui
karya-karya seninya. Bagaimanapun juga seniman adalah anggota suatu
bangsa, oleh karena itu seniman juga harus memperkokoh persatuan dan
kesatuan melalui karya seninya.
Bagaimanapun juga, seniman adalah
anggota suatu negara. Oleh karena itu seniman harus mengajak orang untuk
mematuhi norma-norma yang berlaku di negaranya melalui karya-karya
seninya.
Kebebasan berekspresi seniman harus digunakan dalam kerangka
tanggung jawab mewujudkan kedamaian ketenteraman masyarakat, persatuan
dan kesatuan serta kepatuhan pada norma-norma negara. Karya seni
selayaknya selaras dengan nilai-nilai masyarakat, bangsa dan negara.
Bila bertentangan maka karya seni itu akan mendapat reaksi yang tidak
diharapkan dari masyarakat, bangsa dan pemerintah. Kebebasan berekspresi
yang berlebihan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat
dan
melahirkan perilaku anarkhis dalam wujud karya seni. Sebaliknya
pengekangan terhadap kebebasan berekspresi seniman oleh negara akan
menghambat lahirnya karya-karya seni sebagai hasil ekspresi olah pikir
yang mengabdi pada hati nurani, kejujuran, dan keikhlasan. Terjadi
pengekangan terhadap salah satu hak asasi manusia, yang pada akhirnya
menghambat kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Yang dibutuhkan
adalah kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab oleh seniman.
Pengertian tanggung jawab adalah keharusan manusia menanggung berbagai akibat dari perbuatan yang dilakukan berdasarkan hak.
Tanggung
jawab seniman adalah keharusan seniman menanggung berbagai akibat dari
karya seni yang dihasilkan berdasarkan kebebasan berekspresi. Contohnya
Siap dipenjara apabila dinilai bahwa karya seni yang dihasilkan menghina
pejabat negara, kepala negara, dan sebagainya.
Oleh karena ini
sebelum mempublikasikan karya seni, seorang seniman hendaknya
mempertimbangkan dengan sungguh apakah karya seni yang dihasilkannya
sudah sesuai dengan nilai-nilai masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Bila sudah, siap untuk dipublikasikan. Bila belum, maka tidak ada
salahnya untuk menunda publikasinya
.3. Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Masyarakat
adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang
dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh
mempengaruhi satu sama lain. Ada dua syarat utama terjadinya masyarakat,
yaitu terdapat dua orang atau lebih dan terdapat sifat saling
mempengaruhi atau pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya.
Masyarakat bukannya ada dengan hanya menjumlahkan adanya dua orang atau
lebih saja, tetapi di antara mereka harus ada pertalian satu sama lain.
Sifat
saling mempengaruhi antaranggota masyarakat setidaknya ditandai oleh
adanya kesadaran dari setiap anggota terhadap adanya anggota lain.
Kesadaran akan adanya orang lain menumbuhkan sikap dan perbuatan untuk
memperhatikan orang lain itu dalam tiap langkahnya. Keberadaan orang
lain itu mempengaruhi gerak langkah kehidupannya. Bila cara
memperhatikan itu telah menjadi adat, tradisi atau lembaga maka
perhatian terhadap orang lain itu akan tetap terpelihara sekalipun tidak
ada seseorang di dekatnya.
Contohnya, adalah untuk menghindari
terjadinya tabrakan antar pejalan kaki maka orang berjalan di sebelah
kiri jalan. Inti menghindari tabrakan adalah perhatian akan adanya orang
lain. Bila cara perhatian itu (berjalan di sebelah kiri jalan) telah
menjadi peraturan atau adat maka orang akan tetap berjalan di sebelah
kiri jalan meskipun tidak ada orang di sekitarnya.
b. Masyarakat dan Seni
Masyarakat
adalah sumber seni. Tidak ada seni bila tidak ada masyarakat. Setiap
masyarakat melahirkan seni. Setiap masyarakat memiliki seni. Seni adalah
hasil dari masyarakat sesuai dengan perkembangan peradabannya. Kesenian
mencerminkan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dan sekaligus
merupakan cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut kepada generasi
berikutnya di samping sebagai berbagai fungsi lainnya, seperti fungsi
hiburan dan penyaluran kekuatan adi kodrati.
Ketika cerita rakyat
(folklore) begitu akrab dengan kehidupan manusia, ia sering digunakan
untuk menunjukkan dan mewariskan nilai-nilai masyarakat kepada generasi
berikutnya. Cerita rakyat terdiri dari mitos, legenda dan dongeng. Mitos
pada dasarnya bersifat religius, karena memberi rasio pada kepercayaan
dan praktek keagamaan. Fungsi mitos adalah memberi gambaran dan
penjelasan tentang alam semesta yang teratur, yang merupakan latar
belakang perilaku yang teratur.
Legenda adalah cerita-cerita
semihistoris yang memaparkan perbuatan para pahlawan, perpindahan
penduduk dan terciptanya adat kebiasaan lokal, dan yang istimewa, selalu
berupa campuran antara realisme dan supernatural. Fungsinya untuk
mengibur dan untuk memberi pelajaran serta untuk membangkitkan
kebanggaan orang atas keluarga, suku atau bangsa. Malin Kundang dan Si
Mardan adalah contoh legenda masyarakat Minangkabau dan Batak yang
hendak menanamkan sekaligus sebagai sarana untuk mewariskan pentingnya
nilai kepatuhan dan hormat kepada orang tua serta menjauhi sikap durhaka
kepada orang tua karena akibatnya sangat buruk bagi yang bersangkutan.
Dongeng
adalah cerita kreatif yang diakui sebagai khayalan untuk keperluan
hiburan. Meskipun mungkin juga memberi wejangan atau memberi pelajaran
praktis mengenai suatu nilai, sekaligus sebagai sarana untuk mewariskan
nilai tersebut. Superman, Batman, dan Robin Hood adalah contoh dongeng
masyarakat modern. Selain sebagai hiburan, dongeng tersebut juga hendak
mengajarkan sekaligus menanamkan nilai-nilai, tertentu, seperti
nilai-nilai kepahlawan, keberanian membela keberanian, bersikap jujur,
berani membela orang yang lemah, dan sebagainya. Setiap masyarakat pasti
memiliki dongeng Superman, Batman, dan Robin Hood menurut versinya
masing-masing.
Masyarakat selalu memiliki seni. Kesenian setiap
bersifat unik, berbeda satu sama lainnya. Setiap seni adalah hasil
perenungan seniman terhadap masyarakatnya. Oleh karena itu, karya seni
selalu mencerminkan ide-ide dan nilai-nilai masyarakatnya. Berikut ini
akan dipaparkan bukti-buktinya dari seni masyarakat suku bangsa
Indonesia.
1) Kesenian Aceh banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam,
namun telah dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan sosial
budaya Aceh sendiri. Seni Kaligrafi Arab juga banyak berkembang di
daerah ini, seperti terlihat pada berbagai ukiran dan relief mesjid,
rumah dan surau mereka. Sementara itu seni tari yang terkenal dari Aceh
adalah seudati, seudati inong dan sudati tunang (Zulyani Hidayah, 1999).
2)
Suku bangsa Bengkulu mendiami daerah sekitar Kotamadya Bengkulu,
pesisir pantai kabupaten Bengkulu Utara dan kabupaten Bengkulu Selatan.
Kesenian lama yang masih bertahan hingga saat ini diantaranya adalah
dendang Melayu, sendratari randai, tari saputangan, tari payung, dan
tari lilin. Alat-alat musik tradisionalnya adalah rebab, terbang,
gendang, seruling, gong, kulintang, dan sebagainya (Zulyani Hidayah,
1999).
3) Suku bangsa Betawi merupakan suatu suku bangsa baru yang
terbentuk oleh berbagai campuran suku bangsa lain sejak zaman Jakarta
masih sebagai pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa, kemudian berubah
menjadi Batavia. Suku bangsa ini dulu mungkin berasal dari orang-orang
Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makasar, Bali, Ambon, dan rasa lain, seperti
Arab, Cina, Portugis, dan sebagainya. Kesenian Betawi yang masih hidup
dan berkembang sampai sekarang, antara lain ondel-ondel, yaitu
orang-orangan berukuran besar dari anyaman bambu dan diberi baju serta
dipakai untuk menari. Dalam seni musik dikenal gambang kromong, gambang
muncak, dan sambrah. Seni tradisionalnya yang terkenal adalah lenong
Betawi (Zulyani Hidayah, 1999).
4) Orang Bugis sering juga disebut
orang Ugi. Suku bangsa ini mendiami beberapa kabupaten di Provinsi
Sulawesi Selatan, seperti Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng,
Wajo, Sidenreng-Rappang, Pinrang, Polewali-Mamasa, Enrekang, Pare-Pare,
Barru, Maros, dan Kepulauan Pangkajene. Pada umumnya orang Bugis
beragama Islam. Kebudayaan tradisional Bugis telah melahirkan berbagai
macam jenis kesenian, berbagai macam tarian, seni tradisi lisan
(sinlirik), alat musik gesek (kesooeso), syair, dan pantun klasik
(kelong).
5) Orang Kutai umumnya berdiam di Kabupaten Kutai, Provinsi
Kalimantan Timur. Dalam bidang kesenian, orang Kutai mengenal seni
sastra yang disebut tarsulan, yaitu syair yang dibacakan dengan berlagu.
Biasanya dibawakan pada upacara perkawinan, kithanan, naik ayunan, dan
khatam Al Quran. Ada pula yang disebut betingkilan, yaitu seni berbalas
pantun antarpemuda dan gadis sambil berlagu.(Zulyani Hidayah, 1999).
4. Hubungan Seni, Seniman dan Masyarakat
Pada
masa Purba, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat saat itu,
karya seni terjelma dalam lukisan jari-jari tangan dan hewan buruan dan
simbol-simbol lainnya pada dinding-dinding gua. Simbol itu dimaksudkan
untuk melambangkan kepercayaan dan sarana peribadatan masyarakat pada
masa itu untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada masa
Hindu Budha, karya seni sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Hindu Budha,
seperti tampak pada patung-patung yang terdapat di berbagai candi-candi
yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Bali dan kawa
Tengah, yang menggambarkan para dewa dengan beberapa hiasan yang
memiliki makna penting bagi masyarakat Hindu Budha, seperti Padma
Teratai, Swatika, Kalamakara dan Kinnara.
Pada masa Islam, sesuai
dengan situasi dan kondisi masyarakat yang sangat kental dengan
nilai-nilai agama Islam maka lahir karya seni yang merefleksikan
simbol-simbol dan nilai-nilai Islam. Contohnya, adalah kaligrafi yang
terdapat pada berbagai iptek manusia, seperti belati, tombak, pedang dan
panji-panji, pada bidang musik kita mengenal rebana yang identik dengan
musik bernuansa Islam.
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga
mempengaruhi karya seni Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai memasuki
masa modern. Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat maka seni
yang berkembang adalah seni musik di samping berbagai jenis musik
lainnya. Sumbangan nilai Barat terhadap seni masyarakat Indonesia adalah
oktaf, ritme, dan nada, yang sering membawakan nilai-nilai kesetaraan,
kemerdekaan dan kebebasan.
Dintinjau dari perkembangan seni, masa ini
masyarakat Indonesia memasuki masa postmodern. Jenis dan bentuk seni
terus mengalami perkembangan, eksperimen seni diadakan. Muncul seni
kontemporer melengkapi seni yang sudah mapan. Seni post modern membawa
struktur perasaan yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat pendukungnya.
Menurut Chris Baker (2005), struktur perasaan post modern adalah :
a. Pengertian akan ciri hidup yang fragmentaris, ambigu, dan tak pasti
b. Kesadaran akan sentralisasi hal-hal yang mungkin terjadi.
c. Pengakuan terhadap perbedaan.
d. Percepatan laju kehidupan.
Seniman
baik dalam arti semua orang atau orang yang menghasilkan karya seni
pada hakekatnya melakukan kegiatan berkesenian sebagai aktualisasi
situasi masa kini yang dihadapi oleh masyarakat. Seniman yang
menghasilkan lukisan wanita yang sangat cantik mungkin sedang
mengaktualisasikan rasa cintanya yang sangat besar terhadap wanita.
Setiap orang pada dasarnya memiliki rasa cinta, itulah sebabnya lukisan itu disukai setiap orang.
Seniman
yang menghasilkan lukisan alam yang penuh kedamaian hendak menyampaikan
pesan betapa baiknya hidup dalam damai, hal ini sekaligus sebagai
protes terhadap ketidakdamaian yang terjadi di masyarakatnya, dan
sebagainya. Dan hampir semua seniman melakukan kegiatan seni dengan
melihat pada situasi dan kondisi masyarakatnya.
Karya seni adalah pujian, protes dan aktualisasi terhadap/dari situasi dan kondisi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan seni, seniman dan masyarakat adalah:
a. Masyarakat selalu memiliki seni yang dilahirkan oleh beberapa senimannya.
b. Masyarakat 0adalah sumber inspirasi bagi seniman dalam melahirkan karya seni.
c. Karya seni adalah sarana seniman untuk mengkritik dan memperbaiki keadaan masyarakatnya.
Monday 9 April 2012
Hubungan Seni, Seniman, dan Masyarakat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Petunjuk Download
Semua link download akan dialihkan ke adf.ly secara otomatis,,,ketika masuk di halaman adf.ly , silahkan sobat klik tombol (SKIP AD atau LEWATI) pada kanan atas layar sobat atau drag tombol (SKIP AD atau LEWATI) tersebut ke kotak adress bar,,,setelah itu sobat akan langsung masuk ke halaman mediafire dan silahkan download filenya.............. enjoy :) :D
NB : jika saat mendownload, sobat diminta memasukan password untuk membuka filenya. silahkan masukan password "fnr-site.blogspot.com" (tanpa tanda petik!)
NB : jika saat mendownload, sobat diminta memasukan password untuk membuka filenya. silahkan masukan password "fnr-site.blogspot.com" (tanpa tanda petik!)
bagus banget artikel nya ;)
ReplyDelete